PERENCANAAN
AREAL PEMBIBITAN DAN PENANAMAN TEMBAKAU
Oleh:
Aan
Khunaifi
081510501055
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai
peranan strategis dalam perekonomian nasional, yakni merupakan sumber
pendapatan negara melalui devisa negara, cukai, pajak, serta sumber pendapatan
petani, dan dapat menciptakan lapangan kerja. Ditinjau dari aspek komersial,
komoditas tersebut merupakan bahan baku industri dalam negeri sehingga
keberadaannya perlu dipertahan kan dan lebih ditingkatkan.
Dari segi penerimaan pemerintah terhadap cukai rokok,
terlihat bahwa setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 1999 besarnya cukai
rokok RplO,16 trilyun. Demikian pula dalam bidang perdagangan, pada tahun 1999
devisa dari ekspor rokok dan tembakau mencapai US$235 juta. Untuk mempertahankan
kondisi tersebut di atas diperlukan perhatian pemerintah khususnya dalam upaya
menyeimbangkan suplai dan kebutuhan dengan memperhatikan faktor teknis dari
pembibitan dan perawatan tembakau lebih di tekankan sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu tembakau nasional.
Penanaman
dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi
tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber
pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan
tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman
perkebunan dan tidak ermasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya)
digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha Pertanian tembakau merupakan
usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia,
diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, amun jika dibandingkan dengan
pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali
lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi
tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan selain
faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen.
Kegiatan
teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai
berikut.
1. Pembibitan,
yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan pertanaman.
2. Pengolahan
tanah merupakan kegiatan untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
3. Penanaman
yang meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman.
4. Pemeliharaan
tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan
penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
5. Panen
dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
Dalam
teknologi budidaya tembakau terdapat beberapa yang spesifik sesuai karakteristik
tanaman tembakau. Langkah pertama dalam pembibitan adalah mengadakan benih yang
bermutu dari varietas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat
menentukan hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari
tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat yang unggul.
Dengan
telah lamanya pengembangan tembakau di Indonesia maka diperkirakan Indonesia
telah memiliki plasma nutfah yang besar sebagai sumber genetik untuk melakukan
pemuliaan tanaman. Kelemahan-kelemahan varietas yang ada terhadap lingkungan
marginal seperti hama dan penyakit, kekeringan, kemiskinan unsur hara dan
kemasaman tanah dapat diatasi dengan memberdayakan berbagai ragam genetik dalam
plasma nutfah yang ada.
1.2 Tujuan
Agar
mahasiswa mampu merencanakan wilayah areal pertanaman tembakau.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman
tembakau berwarna hijau berbulu halus,
batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya berbatang tegak dengan
ketinggian rata–rata mencapai 250 cm, akan tetapi kadang–kadang dapat mencapai
tinggi sampai 4 m apabila syarat–syarat tumbuh baik. Umur tanaman ini rata–rata
kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai
merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada
ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982).
Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk
genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang
mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae
Rustica dengan rincian sebagai berikut:
1.
Nicotiana rustica L mengandung
kadar nikotin yang tinggi (max n = 16 %) biasanya digunakan untuk membuat
abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan
isektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.
2. Nicotiana
tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6 %) jenis ini
umumnya digunakan sebagai bahan baku
pembuatan rokok
(Nasution,
2009)
Tanaman
tembakau dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub divisia : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tabaccum L.
(Matnawi, 1997).
Tanaman
tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang
subur sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan
serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karna
dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).
Daun
tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang
berbentuk bulat lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat
ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi
daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung
varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman.
Daun memiliki mulut daun yang terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman
28-32 helai (Cahyono, 1998).
Bunga
tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan
dan masing-masing tandan berisi samapi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang
panjang. Warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan
yang lain berwarna putih. Bunga tembakau akan mekar secara berurutan dari yang
paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan
sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Bunga
ini berfungsi sebagai alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji
perkembangbiakan ( Maulidiana, 2008).
Riajaya
(2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya
adaptasi yang dapat dilakukan untuk
menghadapi perubahan iklim berupa musim kemarau
basah antara lain :
· Penyesuaian
pola dan waktu tanam.
· Pemilihan
jenis tanaman yang sesuai, yang belum tanam pilih umur genjah karena musim
kemarau pendek.
· Kerapatan
tanaman dikurangi, jarak tanam diperlebar untuk mengurangi kelembapan di
sekitar tanaman. Hal ini akan memicu pertumbuhan gulma. Penyiangan mekanis atau
penggunaan herbisida.
· Optimasi
penggunaan alat pengering.
· Sosialisasi
upaya adaptif terhadap perubahan iklim.
BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Tempat pelaksanaan praktikum Usaha
Budidaya Komoditas Perkebunan Unggual, pada acara 3 (perencanaan areal
pembibitan dan penanaman tembakau) dilaksanakan dilapang yaitu di ruang kelas
VII, Fakultas Pertanian, Universitas
Jember. Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 27 oktober
2011. Pada pukul 15.30 wib sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang
digunakan pada saat praktikum terdiri dari:
1. Kertas
A4 2 lembar
2. Penggaris
3. Pencil
warna
4. Kalkulator
5. Balpoin
6. Pensil
warna
3.3 Cara Kerja
1. Memperkirakan
luas areal yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan budidaya tembakau
2. Berdasarka
luas areal tersebut, membuat perencanaan areal penanaman tembakau, dan
menentukan semua prasarana yang dibutuhkan seperti; jalan, saluran air, dll
3. Menentukan
jumlah populasi tanaman yang akan ditanam, kebutuhan jumlah bibit yang
diperlukan serta membuat tahapan-tahapan pelaksanaannya.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar
areal pembibitan dan penanaman tembakau terlampir…..
Perhitungan
=
v Luas
lahan = 25 m2 (10 x
10)
= 2500 m2
v Kebutuhan
bibit pada luas lahan 2500 m2 dengan jarak tanam 1 m x 2 m adalah =
= 1250 bibit
v Luas
lahan efektif = 2500 m2
x
= 1000 m2
a. Kebutuhan
pupuk urea, KCL dan TSP
·
Urea = 100 X 150 X 1250 = 412,500
kg
45
·
KCL = 100 X 75 X 1250 = 187,500
kg
50
·
P 2 O 5 =
100 X 100 X 1250 = 350,000 kg
36
b. Kebutuhan
banih sulaman
10%
= 10 X 1250 bibit = 125 benih sulaman
100
c. Kebutuhan
benih = 100 X 100 X 1250
85
80
=1,83 gram
4.2 Pembahasan
Tembakau
adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil
panen yang optimal para petani tembakau antara lain berusaha membantu
meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian tanaman
tembakau. Tanaman tembakau, dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu
udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah,
mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat
meningkatkan drainase pada pertanaman tembakau.
Kegiatan
teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai
berikut.
·
Pembibitan,
yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan pertanaman.
·
Pengolahan
tanah merupakan kegiatan untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
·
Penanaman
yang meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman.
·
Pemeliharaan
tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan
penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
·
Panen
dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
Ada
bebarapa tahap yang harus di lakukan sebelum melakukan usaha budidaya tanaman
tembakau, yaitu perencanaan areal pembibitan dan penanaman tembakau. Dalam
tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap tempat yang akan digunakan untuk
usaha budidaya tanaman tembakau, mencakup kesesuaian topografi, jenis tanah,
kondisi iklim dan cuaca yang sesuai dengan musim, perencanaan sarana dan
prasaran yang mendukung usaha penanaman tembakau dan beberapa tempat yang
sesauai dengan karkteristik dari tanaman tembakau.
Dalam
tahapan-tahapan tersebut diatas sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan
dalam melaksanakan usaha budidaya pembibitan dan penanaman tembakau agar
pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencaan yang diinginkan. Apabila
tahapan-tahapan tersebut diatas tidak terpenuhi salah satu atau sebagian dari
tahapan budidaya tembakau maka akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam
budidaya tembakau yang masih awal. Misalnya saja Apabila tanaman tembakau di
tanam pada daerah yang memiliki topografi, jenis tanah dan iklim yang tidak
sesuai maka hasil dalam kuantitas tembakau dapat berkurang baik dari rasa
maupun kualitas tembakau yang dihasilkannya. Atau juga sarana irigasi yang
kurang memadai juga akan menurunkan kualitas tembakau. Seperti saluran irigasi
yang tidak baik yang mengakibatkan penggenangan di areal penanaman sehingga
terjagi kelebihan air bagi tanaman tembakau, hal ini akan mengakibatkan
penurunan daya bakar dari daun tembakau bahkan juga sebaliknya apabila saluran
irigasi kurang memadai misalnya kekurangan iar, maka akan mengakibatkan tanaman
tidak tumbuh sempurna akibat kekurangan air dan bahkan juga akan menurunkan
kualitas dan kuantitas dari daun yang dihasilkanya misalnya daun menjadi
kicil-kecil dan tidak memiliki nilai jual yang tinggi atau bahkan daun tanaman
tembakau akan panen sebelum waktunya.
Luas
total lahan yang akan di tanamai
budidaya tembakau yang saya buat adalah 2500 m2, dengan jarak
tanam 1m X 2m per bedeng, sehingga membutuhkan bibit tembakau sebanyak 1250
bibit tanaman tembakau. Selain itu kebutuhan pupuk Urea yang akan digunakan
sebanyak 412,500 kg, dan pupuk KCL sebanyak 187,500 kg, dan kebutuhan pupuk P2O5
sebanyak 350,000 kg per hektarnya.
Selain
itu sarana dan prasarana juga berpengaruh dalam melakukan pengolahan tembakau
baik dari segi ekonomi maupun dari segi rasa dan kualitas tembakau, apabila
tembakau yang sudah siap panen tertunda dalam pengelolaannya di dalam gudang
maka akan mengakibatkan tanaman tembakau menjadi tertimbun akibat dari
pemasokan gudang yang kurang optimum, sehingga akan menurunkan mutu dan
kualitas tembakau.
Sarana dan prasarana yang mendukung
dalam proses budidaya tembakau yang saya buat terdapat beberapa sarana yang
masing-masing memiliki fungsi-fungsi tersendiri diantaranya adalah jalan. Jalan
memiliki fungsi untuk mempermudah dalam proses pengangkutan tembakau sehingga
tembakau lebih mudah diangkut dari lahan
ke gudang penyimpanan dan selanjutnya akan diproses lebih lanjut. Selain
itu ada sarana irigasi yang berfungsi untuk pengairan tanaman tembakau agar
lebih intensif untuk mendapatkan pengairan yang cukup, selain itu sarana
irigasi harus dapat digunakan untuk membuang dan memasukkan air ke lahan lebih
mudah dan lancer agar tanaman tidak mengalami kelebihan air apabila dalam musim
penghujan dan musim kemarau.
Selain jalan dan sarana irigasi ada
juga gudang dan pabrik untuk menampung tembakau lebih dekat dan mudah dari
lahan pada saat panen raya. Selain itu ada juga beberapa kantor/bascamp yang
digunakan untuk tempat istirahat dan tempat penyimpanan peralatan pertanian.
Selain itu juga terdapat gazebo/gubug untuk tempat istirahat para buruh tani
yang terletak di pinggiran lahan budidaya tembakau. Selain itu untuk menjaga
lingkungan agar tetap seimbang dilahan di gunakan areal konservasi atau green
zone, agar terjadi keseimbangan ekosistem alami sehingga keberadaan musuh alami
bagi OPT tembakau terjaga.
Untuk
menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi pada akhir-akhir tahun ini bagi para petani tanaman tembakau yaitu
dapat menggunakan tanaman naungan atau dengan membuat naungan sendiri dari
pelepah kelapa/daun kelapa untuk mengurangi intensitas air hujan yang jatuh dan
apabila pada saat cuaca panas dapat
mengurangi dari penguapan yang berlebih sehingga tanaman tembakau tidak layu
pada saat cuaca terik serta perbaikan system drainase pada areal pertanaman
sehingga apabila terjagi hujan yan lebat tidak mengakibatkan penggenangan yang
penggenangan pada areal pertanaman tembakau dapat menurunkan kuatlitas hasil
daun tembakau yang akan di panen, yaitu penurunan kualitas dari daya bakar dari
pada daun tersebut akan berkurang akibat terjadinya kelebihan air pada
pertanaman tembakau.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dan pembahasan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
a) Luas
total lahan yang akan di tanamai
budidaya tembakau yang saya buat adalah 2500 m2, dengan jarak
tanam 1m X 2m per bedeng, sehingga membutuhkan bibit tembakau sebanyak 1250
bibit tanaman temba
b) Kegiatan
teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan yaitu; Pembibitan, Pengolahan tanah, Penanaman,
Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma
dan penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan dan Panen
dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
c) Sarana
dan prasarana tersebut adalah, jalan umum, saluran irigasi, gudang, kantor, gubug,
tempat istirahat, dan areal konservasi.
d) Aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pertanaman tembakau adalah antara
lain letak geografi lahan, status iklim dan modal yang di butuhkan untuk
budidaya tembakau.
5.2 Saran
Dalam kaitanya budidaya tembakau yang saya
gunakan pada saat praktikum hendaknya di jadikan pertimbangan oleh para petani
untuk dapat meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas yang di hasilkan dari
budidaya tembakau.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
Ahmad dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta
Cahyono,
B. 1998. Botani Tanaman Tembakau (
Nicotinae Tabaccum L. ). Kanisius. Yogyakarta.
Firmansyah,
H. 2010. Teknik
Budidaya Tanaman Tembakau http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-tembakau/.
Diakses pada tanggal 2 november 2011.
Maudidiana,
N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya
Tembakau Delli. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Matnawi,
M. 1997. Sistematika Tanaman Tembakau (
Nicotinae Tabaccum L. ). Universitas sumatra utara.
Nasution,
H. 2009. Pengendalian Penyakit Rebah
Semai Pada Persemaian Tanaman TEmbakau Deli (Nicotiana Tabaccum L.) Dengan
Memanfaatkan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.). Departemen
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas sumatra utara.
Riajaya.
Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman
Tembakau dan Serat Menghadapi Musim
Kemarau Basah 2010. http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=134:upaya-adaptif&catid=4:info-aktual
di akses tanggal 02 November 2011.
Wikipedia.
2010. Tembaku. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau.
Diakses Pada Tanggal 02 November 2011.