Minggu, 29 Juli 2012

laporan praktikum usaha budidaya komoditas perkebunan


 



                    PERENCANAAN AREAL PEMBIBITAN DAN PENANAMAN TEMBAKAU









Oleh:
Aan Khunaifi
081510501055



JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012






BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional, yakni merupakan sumber pendapatan negara melalui devisa negara, cukai, pajak, serta sumber pendapatan petani, dan dapat menciptakan lapangan kerja. Ditinjau dari aspek komersial, komoditas tersebut merupakan bahan baku industri dalam negeri sehingga keberadaannya perlu dipertahan kan dan lebih ditingkatkan.
Dari segi penerimaan pemerintah terhadap cukai rokok, terlihat bahwa setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 1999 besarnya cukai rokok RplO,16 trilyun. Demikian pula dalam bidang perdagangan, pada tahun 1999 devisa dari ekspor rokok dan tembakau mencapai US$235 juta. Untuk mempertahankan kondisi tersebut di atas diperlukan perhatian pemerintah khususnya dalam upaya menyeimbangkan suplai dan kebutuhan dengan memperhatikan faktor teknis dari pembibitan dan perawatan tembakau lebih di tekankan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu tembakau nasional.
Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, amun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen.

Kegiatan teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai berikut.
1.      Pembibitan, yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan pertanaman.
2.      Pengolahan tanah merupakan kegiatan untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
3.      Penanaman yang meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman.
4.      Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
5.      Panen dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
Dalam teknologi budidaya tembakau terdapat beberapa yang spesifik sesuai karakteristik tanaman tembakau. Langkah pertama dalam pembibitan adalah mengadakan benih yang bermutu dari varietas unggul. Benih yang bermutu dan varietas unggul dapat menentukan hasil tembakau. Varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat yang unggul.
Dengan telah lamanya pengembangan tembakau di Indonesia maka diperkirakan Indonesia telah memiliki plasma nutfah yang besar sebagai sumber genetik untuk melakukan pemuliaan tanaman. Kelemahan-kelemahan varietas yang ada terhadap lingkungan marginal seperti hama dan penyakit, kekeringan, kemiskinan unsur hara dan kemasaman tanah dapat diatasi dengan memberdayakan berbagai ragam genetik dalam plasma nutfah yang ada.

1.2  Tujuan
Agar mahasiswa mampu merencanakan wilayah areal pertanaman tembakau.





BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman tembakau berwarna hijau  berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat perekat. Pohonnya berbatang tegak dengan ketinggian rata–rata mencapai 250 cm, akan tetapi kadang–kadang dapat mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat–syarat tumbuh baik. Umur tanaman ini rata–rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki warna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982). 
Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica dengan rincian sebagai berikut:
1.      Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16 %) biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.
2.      Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6 %) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok
(Nasution, 2009)
Tanaman tembakau dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisio     : Spermatophyta
Sub divisia           : Angiospermae
Class                    : Dicotyledoneae
Ordo                    : Personatae
Famili                   : Solanaceae
Genus                  : Nicotiana
Spesies     : Nicotiana tabaccum L.
(Matnawi, 1997).
Tanaman tembakau memiliki akar tunggang, jika tanaman tumbuh bebas pada tanah yang subur sepanjang 0,75 m. Selain akar tunggang terdapat bulu-bulu akar dan serabut. Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karna dapat menggannggu akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997).
Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya berbulat runcing, sedangkan berbentuk bulat ujungnya berbentuk tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Ketebalan daun yang berbeda-beda, tergantung varietas budidaya. Daun tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang terletak merata. Jumlah daun dalam satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 1998).
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-masing tandan berisi samapi 15 bunga. Bunga berbentuk terompet yang panjang. Warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atasnya sedangkan yang lain berwarna putih. Bunga tembakau akan mekar secara berurutan dari yang paling tua ke paling muda. Tanaman tembakau dapat mengadakan penyerbukan sendiri walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi penyerbukan silang. Bunga ini berfungsi sebagai alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji-biji perkembangbiakan ( Maulidiana, 2008).
Riajaya (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa upaya adaptasi yang dapat dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim berupa musim kemarau basah antara lain :
·      Penyesuaian pola dan waktu tanam.
·      Pemilihan jenis tanaman yang sesuai, yang belum tanam pilih umur genjah karena musim kemarau pendek.
·      Kerapatan tanaman dikurangi, jarak tanam diperlebar untuk mengurangi kelembapan di sekitar tanaman. Hal ini akan memicu pertumbuhan gulma. Penyiangan mekanis atau penggunaan herbisida.
·      Optimasi penggunaan alat pengering.
·      Sosialisasi upaya adaptif terhadap perubahan iklim.


BAB III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
            Tempat pelaksanaan praktikum Usaha Budidaya Komoditas Perkebunan Unggual, pada acara 3 (perencanaan areal pembibitan dan penanaman tembakau) dilaksanakan dilapang yaitu di ruang kelas VII, Fakultas  Pertanian, Universitas Jember. Waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 27 oktober 2011. Pada pukul 15.30 wib sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan
            Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum terdiri dari:
1.      Kertas A4 2 lembar
2.      Penggaris
3.      Pencil warna
4.      Kalkulator
5.      Balpoin
6.      Pensil warna

3.3 Cara Kerja
1.      Memperkirakan luas areal yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan budidaya tembakau
2.      Berdasarka luas areal tersebut, membuat perencanaan areal penanaman tembakau, dan menentukan semua prasarana yang dibutuhkan seperti; jalan, saluran air, dll
3.      Menentukan jumlah populasi tanaman yang akan ditanam, kebutuhan jumlah bibit yang diperlukan serta membuat tahapan-tahapan pelaksanaannya.




BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
            Gambar areal pembibitan dan penanaman tembakau terlampir…..
Perhitungan =
v  Luas lahan            = 25 m2 (10 x 10)
= 2500 m2
v  Kebutuhan bibit pada luas lahan 2500 m2 dengan jarak tanam 1 m x 2 m adalah           =

=    1250  bibit
v  Luas lahan efektif            = 2500 m2 x

= 1000 m2
a.       Kebutuhan pupuk urea, KCL dan TSP
·         Urea = 100 X 150 X 1250 = 412,500 kg
                                     45
·         KCL = 100 X 75 X 1250 = 187,500 kg
                                     50
·         P 2 O 5 = 100 X 100 X 1250 = 350,000 kg
                                       36
b.      Kebutuhan banih sulaman
10% =  10   X 1250  bibit = 125 benih sulaman
            100
c.    Kebutuhan benih = 100     X     100  X  1250
                                  85             80  
                                         =1,83 gram



4.2 Pembahasan
Tembakau adalah komoditi yang cukup banyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal para petani tembakau antara lain berusaha membantu meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian tanaman tembakau. Tanaman tembakau, dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara yang cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase pada pertanaman tembakau.
Kegiatan teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai berikut.
·         Pembibitan, yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan pertanaman.
·         Pengolahan tanah merupakan kegiatan untuk menyiapkan media tumbuh tanaman tembakau.
·         Penanaman yang meliputi pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman.
·         Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan.
·         Panen dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
Ada bebarapa tahap yang harus di lakukan sebelum melakukan usaha budidaya tanaman tembakau, yaitu perencanaan areal pembibitan dan penanaman tembakau. Dalam tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap tempat yang akan digunakan untuk usaha budidaya tanaman tembakau, mencakup kesesuaian topografi, jenis tanah, kondisi iklim dan cuaca yang sesuai dengan musim, perencanaan sarana dan prasaran yang mendukung usaha penanaman tembakau dan beberapa tempat yang sesauai dengan karkteristik dari tanaman tembakau.
Dalam tahapan-tahapan tersebut diatas sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan usaha budidaya pembibitan dan penanaman tembakau agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencaan yang diinginkan. Apabila tahapan-tahapan tersebut diatas tidak terpenuhi salah satu atau sebagian dari tahapan budidaya tembakau maka akan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam budidaya tembakau yang masih awal. Misalnya saja Apabila tanaman tembakau di tanam pada daerah yang memiliki topografi, jenis tanah dan iklim yang tidak sesuai maka hasil dalam kuantitas tembakau dapat berkurang baik dari rasa maupun kualitas tembakau yang dihasilkannya. Atau juga sarana irigasi yang kurang memadai juga akan menurunkan kualitas tembakau. Seperti saluran irigasi yang tidak baik yang mengakibatkan penggenangan di areal penanaman sehingga terjagi kelebihan air bagi tanaman tembakau, hal ini akan mengakibatkan penurunan daya bakar dari daun tembakau bahkan juga sebaliknya apabila saluran irigasi kurang memadai misalnya kekurangan iar, maka akan mengakibatkan tanaman tidak tumbuh sempurna akibat kekurangan air dan bahkan juga akan menurunkan kualitas dan kuantitas dari daun yang dihasilkanya misalnya daun menjadi kicil-kecil dan tidak memiliki nilai jual yang tinggi atau bahkan daun tanaman tembakau akan panen sebelum waktunya.
Luas total lahan yang akan di tanamai  budidaya tembakau yang saya buat adalah 2500 m2, dengan jarak tanam 1m X 2m per bedeng, sehingga membutuhkan bibit tembakau sebanyak 1250 bibit tanaman tembakau. Selain itu kebutuhan pupuk Urea yang akan digunakan sebanyak 412,500 kg, dan pupuk KCL sebanyak 187,500 kg, dan kebutuhan pupuk P2O5 sebanyak 350,000 kg per hektarnya.
Selain itu sarana dan prasarana juga berpengaruh dalam melakukan pengolahan tembakau baik dari segi ekonomi maupun dari segi rasa dan kualitas tembakau, apabila tembakau yang sudah siap panen tertunda dalam pengelolaannya di dalam gudang maka akan mengakibatkan tanaman tembakau menjadi tertimbun akibat dari pemasokan gudang yang kurang optimum, sehingga akan menurunkan mutu dan kualitas tembakau.
            Sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses budidaya tembakau yang saya buat terdapat beberapa sarana yang masing-masing memiliki fungsi-fungsi tersendiri diantaranya adalah jalan. Jalan memiliki fungsi untuk mempermudah dalam proses pengangkutan tembakau sehingga tembakau lebih mudah diangkut dari lahan  ke gudang penyimpanan dan selanjutnya akan diproses lebih lanjut. Selain itu ada sarana irigasi yang berfungsi untuk pengairan tanaman tembakau agar lebih intensif untuk mendapatkan pengairan yang cukup, selain itu sarana irigasi harus dapat digunakan untuk membuang dan memasukkan air ke lahan lebih mudah dan lancer agar tanaman tidak mengalami kelebihan air apabila dalam musim penghujan dan musim kemarau.
            Selain jalan dan sarana irigasi ada juga gudang dan pabrik untuk menampung tembakau lebih dekat dan mudah dari lahan pada saat panen raya. Selain itu ada juga beberapa kantor/bascamp yang digunakan untuk tempat istirahat dan tempat penyimpanan peralatan pertanian. Selain itu juga terdapat gazebo/gubug untuk tempat istirahat para buruh tani yang terletak di pinggiran lahan budidaya tembakau. Selain itu untuk menjaga lingkungan agar tetap seimbang dilahan di gunakan areal konservasi atau green zone, agar terjadi keseimbangan ekosistem alami sehingga keberadaan musuh alami bagi OPT tembakau terjaga.
Untuk menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi pada akhir-akhir tahun  ini bagi para petani tanaman tembakau yaitu dapat menggunakan tanaman naungan atau dengan membuat naungan sendiri dari pelepah kelapa/daun kelapa untuk mengurangi intensitas air hujan yang jatuh dan apabila pada saat cuaca  panas dapat mengurangi dari penguapan yang berlebih sehingga tanaman tembakau tidak layu pada saat cuaca terik serta perbaikan system drainase pada areal pertanaman sehingga apabila terjagi hujan yan lebat tidak mengakibatkan penggenangan yang penggenangan pada areal pertanaman tembakau dapat menurunkan kuatlitas hasil daun tembakau yang akan di panen, yaitu penurunan kualitas dari daya bakar dari pada daun tersebut akan berkurang akibat terjadinya kelebihan air pada pertanaman tembakau.







BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
a)      Luas total lahan yang akan di tanamai  budidaya tembakau yang saya buat adalah 2500 m2, dengan jarak tanam 1m X 2m per bedeng, sehingga membutuhkan bibit tembakau sebanyak 1250 bibit tanaman temba
b)      Kegiatan teknik budidaya tembakau meliputi beberapa jenis kegiatan dengan urutan yaitu; Pembibitan, Pengolahan tanah, Penanaman, Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penggemburan), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiwilan dan Panen dan penanganan lepas panen hingga hasil tembakau dipasarkan.
c)      Sarana dan prasarana tersebut adalah, jalan umum, saluran irigasi, gudang, kantor, gubug, tempat istirahat, dan areal konservasi.
d)     Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pertanaman tembakau adalah antara lain letak geografi lahan, status iklim dan modal yang di butuhkan untuk budidaya tembakau.

5.2 Saran
             Dalam kaitanya budidaya tembakau yang saya gunakan pada saat praktikum hendaknya di jadikan pertimbangan oleh para petani untuk dapat meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas yang di hasilkan dari budidaya tembakau.










DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Ahmad dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta

Cahyono, B. 1998. Botani Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Kanisius. Yogyakarta.

Firmansyah, H. 2010. Teknik Budidaya Tanaman Tembakau http://binaukm.com/2010/05/teknik-budidaya-tanaman-tembakau/. Diakses pada tanggal 2 november 2011.

Maudidiana, N. 2008. Identifikasi Sistem Budidaya Tembakau Delli. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Matnawi, M. 1997. Sistematika Tanaman Tembakau ( Nicotinae Tabaccum L. ). Universitas sumatra utara.

Nasution, H. 2009. Pengendalian Penyakit Rebah Semai Pada Persemaian Tanaman TEmbakau Deli (Nicotiana Tabaccum L.) Dengan Memanfaatkan Zat Ekstraktif Kulit Mindi (Melia Azedarach Lin.). Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas sumatra utara.

Riajaya. Prima. 2010. Upaya Adaptif pada Tanaman Tembakau dan Serat  Menghadapi Musim Kemarau Basah 2010. http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=134:upaya-adaptif&catid=4:info-aktual di akses tanggal 02 November 2011.

Wikipedia. 2010. Tembaku. http://id.wikipedia.org/wiki/Tembakau. Diakses Pada Tanggal 02 November 2011.